Minggu, 14 April 2013

Perdukunan dalam globalisasi



    


     Sejak dahulu, dukun sudah mendapatkan tempat di tengah kehidupan masyarakat. Tidak hanya pada zaman sekarang atau di zaman dahulu. dukun sudah mempunyai peran di hati masyarakat yang menggandrunginya. Bagi mereka dukun adalah tempat untuk menyele­saikan masalah. Tempat untuk meminta saran dan pendapat. Tempat untuk menunjang keberhasilan dan kesuksesan yang mereka inginkan.

    Pada zaman kita sekarang, praktik perdukunan juga banyak. Bukan karena himpitan ekonomi. Tetapi karena jauhnya masyarakat dari ajaran agama, serta keengganan mereka untuk mempelajari dan mengamalkannya. Jumlah dukun sangatlah banyak ada dukun yg bisa menguasai jin, dukun yang dikendalikan jin, dan dukun yang tidak bisa apa”
Tidak semua dukun yang membuka praktik perdukunan benar-benar seorang dukun. Tidak semua dukun dibantu oleh jin dalam praktiknya. Tidak semua dukun menguasai ilmu-ilmu mistik atau supranatural. Di antara mereka banyak juga yang hanya modal nekat. Karena susah cari pekerjaan atau sulit mencari penghasilan, akhirnya dengan intrik dan rekayasa serta trik tersembunyi mereka membuka praktik perdukunan.


    Dengan latar belakang tersebut, tanpa terasa manusia telah menghadirkan berbagai masalah agama, sosial-budaya dan penyakit, dimana tidak semua orang mampu mengatasinya. Permasalahan tersebut pada akhir-akhir ini barulah disadari, sehingga para pakar mulailah memikirkan bagaimana dapat me-reduksi dampak negatif, lalu bagaimana mengendalikan, serta bagaimana cara menanggulangi masalah yang ditimbulkan oleh “penyakit teknologi” tersebut di atas. Maka pelulis mulai mencoba membahas ilmu perdukunan ditinjau dari sudut pandang filsafat Ilmu dan berbagai disiplin ilmu, terutama sudut pandang keagamaan dan budaya untuk melakukan riset serta menggali kembali pustaka-pustaka lama, nilai-nilai kebajikan lokal yang tersirat di dalamnya, dengan harapan adalah untuk mendapatkan jawaban atas “penyakit IPTEKS” yang ada sekarang.

sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar