BAB ENAM
LAYANAN PELANGGAN DAN
KEPUASAN PELANGGAN
PENCIPTAAN DAN PENAMBAHAN
NILAI
Intensitas
persaingan berskala global menuntut pergeseran dasar dalam dunia bisnis. Misi
dasar suatu bisnis tidak lagi berupa laba, melainkan penciptaan dan penambahan
nilai(value creationand value adding)
bagi pelanggan. Laba merupakan konsekuensi vital dari proses penciptaan dan
penambahan nilai. Maka Laba lebih merupakan hasil/akibat ketimbang tujuan.
Upaya menghasilkan laba melalui penciptaan nilai bisa dilakukan dengan cara:
·
Meningkatkan Perolehan Pelanggan (customer acquisition),
·
Mempekerjakan Karyawan yang lebih baik,
·
Memberi kompensasi yang lebih efektif (total human reward) kepada para karyawan,
·
Meningkatkan Produktifitas karyawan,
·
Memotivasi karyawan untuk menawarkan nilai kepada para pelanggan,
·
Membangun investasi dan struktur kepemilikan yang lebih baik.
Kualitas pelayanan
internal akan mendorong terwujudnya kepuasan karyawan (sebagai pelanggan
internal) dan tumbuhnya rasa memiliki diantara mereka. Kepuasan karyawan akan
mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan pada organisasi. Selanjutnya,loyalitas
karyawan akan mengarah pada peningkatan produktivitas. Salah satu faktor
penentu loyalitaslainnya adalah rintangan pengalihan (switching barries)
pemasok dan keluhan (voice). Sedangkan keluhan terdiri atas voice response
(menyampaikan keluhan secara langsung dan meminta ganti rugi kepada perusahaan
yang bersangkutan), private response (mempertingatkan atau memberitahu
kolega,teman atau keluarga mengenai pengalamannya dengan jasa perudsahaan yang
bersangkutan) dan third party response (berusaha meminta ganti rugi secara
hukum; mengadu lewat media masa; mendatangi lembag konsumen; dan sebagainya)
Penanmbahan nilai
bisa dilaksanakan dalam berbagai bentuk cara yauitu:
·
Menkonsep ulang dan memfokuskan kembali strategi perusahaan,
·
Mencari cara yang lebih efektif untuk memasarkan produk,
·
Merangcang ulang proses-proses bisnis ( oprasi jasa ),
·
Melaksanakan pendekatan yang lebih efektiif terhadap layanan
pelanggang,
·
Menjamin bahwa setiap orang memahami struktur dari menjalankan
bisnis dan hal- hal yang harus dilakukan untuk melaksanakan struktur tersebut,
·
Memilih dan mengembangkan sumber daya terbaik untuk proyek baru.
Pelayanan pelengkap di klasifikasikan menjadi 8 kelompok (
lovelock ) yaitu:
1.
Informasi, misal jalan atau arah menuju lokasi produsen
2.
Konsultasi, seperti pemberitahuan saran, auditing, konseling
pribadi dan konseling menejemen / teknis
3.
Order taking, meliputi aplikasi atau pendaftran ( keanggotaan
diklu atau program tertentu ; jasa langganan )
4.
Hospitality, diantaranya sambutan, food and beverages, taolet dan
kamar kecil
5.
Caretaking terdiri dariperhatian dan perlindungan atas barang
milik pelanggan yang mereka bawa
6.
Exceptions, meliputi permintaan khusus sebelum penyampaian produk
7.
Billing, meliputi laporan rekening periodik, faktur untuk
transaksi individual dan self-billing
8.
Pembayaran, berupa swalayan oleh pelanggan serta kontrol dan
verifikasi
Pada perinsipnya
ada tiga kunci memberikan pelayanan yang unggul. Pertama, kemampuan memahami
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Kedua, pengembangan database yang lebih
akurat daripada pesaing. Ketiga, pemanfaatan informasi-informasi yang diperoleh
dari riset pasar dalam suatu kerangka strategik.
Kreativitas
memungkinkan organisasi jasa menangani dan memecahkan masalah-masalah yang
sedang maupun yang akan dihadapi dalam praktik bisnis sehari-hari. Untuk
mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan ,organisasi jasa harus
melakukan empat hal, yaitu
1. Mengidentifikasi
siapa pelanggannya
2. Memahami
tingkat harapan pelanggan atas kualitas
3. Memahami
strategi kualitas layanan pelanggan
4. Memahami
siklus pengukuran dan unpam balik dari kepuasan pelanggan
Berkenaan dengan kualitas, ada tiga level harapan pelanggan
mengenai kualitas.
1.
Level Pertama:
Harapan pelanggan yang paling sederhana dan berbentuk asumsi,
must have atau take it for granted.
2.
Level Kedua:
Harapan yang lebih tinggi daripada level 1, dimana kepuasan
dicerminkan dalam pemenuhan persyaratan dan spesifikasi.
3.
Level Ketiga:
Harapan yang lebih tinggi dibanding level 1 dan2,menuntut suatu
kesenangan (delightfulness) atau jasa yang begitu bagusnya sehingga membuat
saya tertarik.
Harapan pelanggan
bisa tidak terpenuhi karena beberapa sebab, diantaranya pelanggan keliru
mengkomunikasikan jasa yang diinginkan; Pelanggan keliru menafsirkan
signal-signal perusahaan; miskomunikasi rekomendasi dari mulutke mulut.
Masalah strategi
juga merupakan unsur kepuasan yang sangat penting, Strategi kualitas
jasa/layanan harus mencakup empat hal berikut:
1.
Atribut Layanan Pelanggan
Penyampaian layanan/jasa harus tepat waktu,akurat, dengan
perhatian dan keramahan. Atribut-atribut ini sangat tergantung pada
keterampilan hubungan antar pribadi ,komunikasi, pemberdayaan dan berbagai
macam perilakueksternal.
Ukuran kinerja
yang kerapkali digunakan untuk menilai layanan pelanggan terdiri atas tiga
kategori,yaitu:
a. Unsur
pra-transaksi, meliputi ketersediaan pasokan
b. Unsur
transaksi, terdiri atas status pemesanan,pelacakan pesanan, blockorder status,
subtitusi produk dan routing change
c. Unsur
paksa transaksi, tanggal pengiriman aktual,retur dan penyesuaian (adjustment)
2.
Pendekatan utntuk Penyempurnaan kualitas Jasa
Penyempurna kualitas jasa merupakan aspek penting dalam rangka
menciptakan kepuasan pelanggan. Disebabkan oleh faktor biaya, waktu menerapkan
program, dan pengaruh layanan peanggan.
3.
Sistem umpan balik untuk kualitas layanan pelanggan
Umpan balik sangat dibutuhkan untuk evaluasidah perbaikan
berkesinambunga. Informasi umpan balik harus difokuskan pada hal-hal berikut:
a. Memahami
presepsi pelanggan terhadap perusahaan,jasa & pesaing
b. Mengukur
dan memperbaiki kinerja perusahaan
c. Mengubahbidang-bidang
terkuat perusahaan menjadi faktor pembeda pasar (market differentiators)
d. Mengubah
kelemahan menjadi peluang berkembang
e. Mengembangkan
sarana komunikasi internal
f. Menunjukan
komintem perusahaan pada kualitas & para pelanggan
Pada intinya, pengukuran umpan balik
dibedakan menjadi 2 jenis,yaitu:
a. Kepuasan
pelanggan, yang tergantung pda transaksi
b. Kualitas
jasa/layanan, yang tergantung pada hubungan aktual
4.
Implementasi
Sebagian dari proses implementasi, manajemen harus menentukan
caakupan kualitas jasa dan level layanan pelanggan sebagai bagian dari kebijakan organisasi, rencana
implementasi harus mencakup jadwal waktu, tugas-tugas dan siklus pelaporan.
Suatu halyang perlu diperhatikan disini adalah bahwa kepuasan
pelanggan merupakan strategi jangka panjang yang membutuhkan komitmen, bail
menyangkut dana maupun sumber daya manusia (Schnaars,1991). Ada beberapa
strategi yang dapatdipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan:
1. Strategi
pemasaran berupa Relationship Marketing
(McKenna,1991), yaitu dimana transakisi pertukaran antara pembeli dan penjual
berkelanjutan,tidak berakhirsetelah penjualan selesai. Agar Relationship
marketing dapat diimplementasikan,perlu dibentuk costumer database (Goni,1992),yaitu daftar nama pelanggan yang oleh
perusahaan dianggap perlu dibina hubungan jangka panjang dengan mereka. Sebagai
salah satu varian dari relationship
marketing ,yaitu usaha untuk mengidentifikasi, memelihara dan meningkatkan
hasil dari pelanggan terbaik (best
customers),melalui hubungan jangka panjang yang interaktif dan bernilai
tambah(Colloquy dalam Kotler,1994). Konsep strategi ini didasarkan pada
perinsip pareto, yaitu ”20% of a company’s customers might account for 80% of
it’s business”. Contoh penerapan strategiini adalah Sempati Preferred Connection Card,Potongan harga untuk pembelian
dalam jumlah besar.
2. Strategi
superior customer service
(Schnaars,1991), yaitu menawarkan pelayanan yang lebih baik dari pada
pesaing.Hal ini membutuhkan dana yang lebih besar , kemampuan sumber daya
manusia dah usaha gigih agar dapat tercipta suatu pelayanan yang superior.
Contoh pelayanan superior yang dapat diberikan adalah distributor komputer
memberikan pelayanan konsultasi gratis seputar permasalahn komputer
3. Strategi
unconditional service guarantees (Hart,1988).
Strategi ini berisikan komitmen untuk kepuasan kepada pelanggan yang pada
gilirannya akan menjadi sumber dinamisme penyempurna mutu produk. Garansi atau
jaminan istimewa ini dirancanguntuk
meringankan risiko atau kerugian pelanggan, Garansi ini dapat diberikan dalam 2
bentuk, yaitu:
ü
Garansi Internal, yaitu janji yang dibuat oleh suatu departemen
atau divisi kepada pelanggan internalnya. Garansi ini dilandaskan pada
komitmenuntuk memberikan pelayanan yang lebih baik, tepataktu,akurat,jujur, dan
sungguh-sungguh. Contohnya adalah Jaminan dari divisi transportasi untuk
mengantarkan dan mengambil barang secara tepat waktu.
ü
Garansi eksternal, yaitu jaminan yang dibuat oleh perusahaan
kepada para pelanggan eksternalnya, yakni mereka yang membeli dan menggunakan
produk perusahaan. Garansi ini menyangkut servis yang unggul dan produk yang
handal serta berkualitas tinggi. Contohnya adalah Janji mengantarkan produk
secara tepat waktu, bahwa produk berkualitas tinggi dan jaminan mendapatkan
ganti rugi
Suatu garansi yang
baik harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya:
-
Realistis dan dinyatakan secara spesifik
-
Sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami
-
Tidak membebani pelanggan dengan syarat-syarat yang berlrbihan
-
Berfokus pada kebutuhan pelanggan
-
Mmberikan standar kinerja yang jelas
4. Strategi
Penanganan keluhan yang efisien (Schnaars,1991)
Proses penanganan keluhan yang efektif dimulai dari idenifikasi
dan penentuan sumber masalah yang menyebabkan pelanggan tidak puas dan
mengeluh.Yang terpenting bagi pelanggan adalah bahwa pihak perusahaan harus
menunjukan rasa perhatian ,keprihatinan dan penyesalannya terhadap kecewanya
pelanggan. Paling tidak ada empat aspek penanganan keluhan yang penting, yaitu:
¦
Empati terhadap pelanggan yang marah.
¦
Kecepatan dalam penanganan keluhan
¦
Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau
keluahan
¦
Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan
5. Strategi
peningkatan kinerja perusahaan, meliputi berbagai upaya seperti melakukan
pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan secara berkesinambungan, salesmanship dan public relations kepada pihak manajeman dan karyawan. Dan
memberikan empowerment yang lebih
besar kepada para karyawan dalam melakukan tugasnya.
6. Menerapkan
Quality Function Deployment (QFD),
yaitu raktik untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan
pelanggan. QDP berusaha menerjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa
yang dihasilkan organisasi. Struktur QDP biasa digambarkan dalam berbagai alat,
seperti diagram sebab dan akibat, flowchart,
diagram pareto, run chart, histogram,
scatter diagram, control chart, diagram afinitas,
interrelationship diagraph, tree diagram dan diagram matrik.
BAB TUJUH
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN
PEMECAHAN MASALAH
PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah merupakan aspek yang krusial dalam konteks Total Quality Service. Kualitas
keputusan yang dibuat seorang manager sangat penting perannya bagi dua hal.
1. Kualitas
keputusan manager secara langsung mempengaruhi peluang karir, penghargaan
(reward).
2. Keputusan
manajerial memiliki konstribusi terhadap keberhasilan atau kegagalan sebuah
organisasi.
Ada dua cara yang biasa dipergunakan untuk mengevaluasi suatu
keputusan
1. Dengan
memeriksa hasilnya, setiap keputusan yang diambil akan memberikan hasil
tertentu
2. Mengevaluasi
proses yang dilakukan dalam pengambilan keputusan, ada kemungkinan suatu proses
yang keliru menghasilkan hasil positif.
Keputusan yang
dibuat setiap manager akan berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan kondisi dan
situasi yang dihadapi. Tipe-tipe keputusan yang dibuat dapat diklasifikasikan
berdasarkan sisitem yang dikemukakan oleh simon (1977; dalam kreitner dan
Kinicki,1992). Berdasarkan sistem tersebut, tipe-tipe keputusan dapat dibedakan
menjadi:
1. Keputusan
yang diprogram (programmed decision)
, Keputusan ini cenderung berulang-ulang dan rutin. Contohnya adalah penentuan
masa dan lamanya cuti karyawan, penetapan gaji karyawan baru dll.
2. Keputusan
yang tidak diprogram (non-programmed
decision), Tipe keputusan ini merupakan keputusan yang berkenaan dengan
masalah baru, biasanya bersifat tidak terstruktur. Dalam menangani tipe
keputusan ini, manager cenderung menggunakan judgment, intuisi dan kreatifitas.
Stamatis (1996) menggunakan model
pengambilan keputusan yang terdiri atas enam tahap, yakni mengidentifikasi dan
menentukan masalah; menyusun alternatif pemecahan masalah;mengevaluasi
alternatif pemecahan masalah; dan menindaklanjuti untuk mengevaluasi keputusan
tersebut. Robbins(1991) mengidentifikasi 3 model pengambilan keputusan,yaitu:
1.
Optimizing
Decision-making Model
Menjelaskan bagaimana setiap individu harus berprilaku dalam
rangka memaksimumkan hasil (outcome) yang ingin dicapai. Model ini terdiri dari
enam langkah,yaitu:
Menentukan kebutuhan akan suatu keputusan
Identifikasi kriteria keputusan
Alokasi bobot pada masing-masing kriteria
Mengembangkan berbagai alternatif
2.
Satisficing
Model
Pengambilan keputusan memilih solusi pertama yang dipandang cukup
baik,memuaskan, dan memadai.
3.
Implicit
Favorite Model
Masing-masing individu menyederhanakan proses dalam memecahkan
masalah – masalah kompleks. Sementara itu, Gibson, et al. (1991) mengemukakan
pross pengambilan keputusan yang dapat diterapkan untuk menangani tipe
keputusan diprogram maupun yang tidak diprogram. Proses ini terdiri atas 7
langkah,yaitu:
Menentapkan tujuan dan sasaran spesifik
Mengidentifikasi masalah
Menyusun alternatif-alternatif
Mengevaluasi masing-masing alternatif
Memilih alternatif yang terbaik
Melaksanakan keputusan
Melakukan pengendalian dan evaluasi
METODE PEMECAHAN DAN
PENCEGAHAN TIMBULNYA MASALAH
Masalah adalah segala situasi dimana apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan,
semakin besar perbedaan tersebut semakin besar pula permasalahannya. Dalam hal
ini ada dua model untuk pemecahan masalah yang sekaligus mengarah pada
perbaikan berkesinambungan. Kedua model tersebut adalah:
1.
Siklus Deming
Terdiri atas empat komponen utama yang masing-masing dapat
terperinci menjadi beberapa langkah. Salah satu murid Deming, yaitu William
W.Scherkenbach menguraikan model tersebut sbb:
Mengembangkan Rencana untuk perbaikan (PLAN)
Meskipun belum terjadi masalah, sebaiknya disusun rencana
perbaikan, terutama yang berkaitan dengan proses.Rencana perbaikan ini meliputi
empat langkah berikut:
¦
Identifikasi peluang dilakukannya perbaikan,
¦
Dokumentasi proses yang ada saat ini,
¦
Menciptakan visi proses yang diperbaiki,
¦
Menentukan cakuoan usaha perbaikan.
Melaksanakan rencana yang dibuat(DO)
Rencana yang disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai
dari skala kecil selama periode waktu tertentu.
Memeriksa hasil yang dicapai (CHECK)
Hasil implementasi rencana diperiksa dan dicatat akan dijadikan
dasar bagi langkah penyesuaian dan perbaikan
Melakukan penyesuaian bila diperlukan (ACT)
Langka selanjutnya adalah mengulangi siklus untuk rencana
perbaikan selanjutnya dengan kembali pada komponen pertama (PLAN) dari model
Deming.
2.
Metode Perry Johnson
Metode ini merupakan pendekatan yang dapat diterapkan dalam TQS
sehubungan dengan 3 karakteristik berikut:
Mengutamakan kerja sama tim dalam pemecahan masalah
Berfokus pada perbaikan berkesinambungan
Memperlakukan maslah sebagai sesuatu yang wajar atau normal
karena adanya perubahan
Metode pemecahan
maslah Perry Johnson meliputi langkah-langkah berikut:
1. Membentuk
tim pemecahan masalah
Dasar pemikiran yang melandasi perlunya pembentukan tim adalah
dengan menggabungkan pengalaman, kemampuan khas, dan pandangan dari beberapa
individu.Pertimbangan mengenai susunan tim harus didasarkan pada kebutuhan,
ukuran, dan kondisi organisasi.
2. Mendiskusikan
daftar masalah yang dihadapi
Masalah harus ditanggapi secara sistematis. Ada beberapa
pertanyaan yang sangat menolong dalam rangka menyusun suatu daftar masalah:
Apa yang sering dijumpai dalam kebanyakan masalah anda?
Apa saja yang terhambat oleh adanya penundaan/keterlambatan?
Apa saja yang sering kali memerlukan lembur?
Apa saja yang memerlukan banyak orang?
Apa saja yang memerluka banyak kesibukan?
Apa saja yang memerlukan banyak pengerjaan uilang?
Formulir, laporan atau
catatan apa saja yeng memuat informasi yang tidak perlu
Operasi mana yang dapat dikombinasikan dengan operasi yang lain
agar menghemat waktu
3. Membatasi
daftar masalah
Hal inibertujuan untuk memisahkan antara masalah dengan gejala,
Untuk menentukannya diperlukan perbandingan dengan tiga kriteria berikut:
Ada standar untuk membandingkan setiap persoalan
Perbedaan yang ada antara kinerja aktual dengan standar merupakan
perbedaan yang tidak diharapkan
Perbedaan tersebut didukung dengan fakta
Setiap persoalan
yang tidak memenuhi ketiga kriteria tersebut harus dikeluarkan dari daftar
masalah
4. Mendefinisikan
masalah
Definisi masalah terdiri atas dua bagian, yaitu gambaran tentang
kondisi atau keadaan dan gambaran mengenai perbedaan yang ada. Terdapat
beberapa alasan perlunya dilakukan penentuan/definisi masalah,yaitu:
Jika masalah ditentukan dengan baik, maka definisi tersebut akan
menunjukan pokok permasalahan yang dihadapi
Definisi masalah yang buruk akan cenderung membatasi pikiran
dalam mencari pemecahan
5. Memilih
dan memprioritaskan masalah yang akan diatasi
Setelah masalah didefinisikan, tim dapat memprioritaskan masalah
yang akan ditangani. Perry Johnson menyarankan penggunaan problem priority
Matrix. Extended number diperoleh dengan mengalikan rangking manfaat dengan
rangking usaha.
6. Mengumpulkan
informasi mengenai masalah yang dihadapi
Bila masalah telah diprioritaskan, pendekatan yang harus
dilakukan adalah mengumpulkan semua informasi yang tersedia mengenai masalah
tersebut.
7. Berusaha
menemukan solusi optimal
Langkah yang pertama kali dilakukan adalah membuat definisi
solusi yang secara jelas menerangkan pengaruh dari solusi tersebut.
8. Implementasi
solusi optimum
Langkah ini merupakan langkah yang paling krits. Agar
implementasi solusi dapat efektif, diperlukan pendekatan sistematis yang
mengembangkan rencana tindakan dengan mencakupkomponen berikut:
v
Tindakan yang akan dilakukan
v
Metode pelaksanaa setiap tindakan
v
Sumber daya yang dibutuhkann bagi setiap tindakan
v
Kebutuhan khusus dalam setiap tindakan
v
Batas waktu setiap tindakan
Untuk meningkatkan
efektivitas penerapan metode Perry Johnson, prinsip-prinsip pemecahan masalah
tim,berikut ini patut dipahami:
v
Usaha untuk diarahkan pada mengatasi halangan/rintangan
v
Fakta yang ada harus digunakan walaupun tidak memadai
v
Langkah awal dari suatu masalah adalah perbnyak kemungkinan
v
Situasi masalah harus disesualikan dengan situasi pilihan
v
Pemilihan situasi harus disesuaikan dengan situasi masalah yang
dihadapi
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
DALAM TQS
Model-model masalah yang ada dapat menghasilkan keputusan yang
dapat menghasilkan keputusan yang baik.Beberapa alat pemecahan masalah yang
banyak dijumpai antara lain:
1.
Metode Delphi
Teknikini pada dasranya merupakan pengumpulan pendapat dari
banyak oranng (khususnya sekelompok ahli) melalui surat atau pos. Metode ini
dapat juga digunakan bersama dengan Quality Function Deployment(QFD), metode
ini pertama kali dikembangkan oleh Olaf Helmer di Rand Corporation pada dekade
1950an. Metode ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
Pemilihan panel, terdiri dari perwakilan manajemen & karyawan
Kuesioner didesain, uji, dan dikirim ke anggota panel
Rekomendasi dari panel disaring dengan cara membagi lagi respon
yang pertama dengan format prioritas
Item-item yang diterima sebagai respon dari kuesioner kedua
dianalisis
Kuesioner ketiga ini juga dianalisis dan dikirim kembali kepada
panel sbgai kesempatan akhir untuk merevisi rating.
Metode Delphi
memiliki beberapa keunggulan,diantaranya:
Memungkinkan iterasi terfokus diantara orang yang tersebar secara
geografis
Memungkinkan orang dari bidang yang terpisah-pisah saling
bertukar ide
Relatif tidak mahal
Membutuhkan komitmen waktu
yang lebih sedikit dari para anggota panel
Dapat diadopsi untuk bermacam-macam tipe masalah.
2.
Analisis Dampak Silang (Cross-impact Analysis)
Teknik ini dikembangkan oleh Gordon dan Helmer. Jenis data yang
pertama adalah probabilitas yang diestimasi, dimana perkembangan ini terjadi
dalam periode tertentu dimasa yang akan datang.
Keunggulan anilisis dampak silang meliputi:
Merupakan metode statistik untuk menentukan dampak interaksi
antar kejadian
Memungkinkan analisis kejadian dalam konteks teknologi yang luas
Dapat digunakan untuk beberapa variabel yang banyak
Kelemahan metode
ini:
Implementasinya bersifat kompleks
Dasumsikan kejadian saling mempengaruhi dengan cara yang
konsisten
Urutan kejadian tidak diperhatikan
Penggunaan metode
ini juga sama dengan metode Delphi ditambah dengan:
Model kegagalan dan analisis akibat
Prioritasnya variabel dalam suatu proses untuk analisis
selanjutnya
3.
Metode Tujuan Silang ( Cross-Purpose Matrix)
Teknik ini bermanfaat untuk merangsangdiskusi mengenai usulan
berbagai macam sasaran dalam aktivitas tim.
Keunggulan metode ini adalah:
Mendorong orang mengusulkan sasaran yang spesifik dalam strategi
Memberikan peluang pada individu untuk menilai judgment mereka
Memingkinkan pemberi usul untuk menjelaskan arti sasaran mereka
Memuaskan perhatian pada kelayakan sasaran tertentu
Kelemahan-kelemahan
metode ini:
Tidak berdasarkan data
Memakan waktu
Membutuhkan keterbukaan partisipasi
Sulit dimengerti
4.
Simulasi / permainan
Teknik ini memungkinkan kejadian dimasa yang akan datang dibuat
dengan menggunakan permainan spekulasi. Karakteristik metode ini:
Peranan tidak perlu berkaitan dengan asumsi situasi nyata
Suatu skenario menentukan masalah atau pernyataan sistem tertentu
Sistem akuntansi yang dirancang untuk mencatat keputusan dan
kejadian beserta konsekuensinya pada saat simulasi
Algoritma (implisit atau ekspilsit) yang mengidentifikasian
prosedur untuk memainkan dan mengendalikan latihan
Keunggulan simulasi
permainan adaah:
Memberikan situasi pembelajaran yang interaktif
Dapat digunakan untuk memperjelas nilai
Memungkinkan uji terhadap rencana sebelum dilaksananakan
Kelemahan yang
dijumpai,yaitu:
Mungkin dipandang hanya sekedar permainan oleh para partisipan
Latar belakang matematis level tinggi menghambat oarng untuk
menggunakan metode ini
5.
Ekstrapolasi Trend
Teknik ini menggunakan trend dimasa lalu dan satta ini untuk
memprediksi trend yang akan datang.
Keunggulan teknik seperti ini:
Metode ini didasarkan pada akurasi database
Prediktor yang akurat adalah stabilitas proses
Sementara itu,
kelemahannya adalah:
Tidak manganalisis penyebab mendasar trend tersebut
Prediksi mungkin salah dan tidak menentu jika terdapat masalah
dalam proses seperti yang berputar
6.
Penulisan Skenario
Biasanya digunakan untuk merangsang pemikiran mengenai perubahan
positif terhadap sasaran dan prioritas sasaran. Fokusnya adalah untuk
menunjukan bagaimana keterkaitan kejadian tertentu akan menyebabkan hasil yang
diinginkan. Keunggulannya adalah :
Mendorong orang untuk melihat kemungkinan yang tidak pernah
dipertimbangkan sebelumnya
Mendorong orang untuk memfokuskan usahanya pada masa yang akan
datang
Memberikan pandangan yang menunjukan interaksi elemen psikologis
Kelemahan metode
ini meliputi:
Orang cenderung untuk mengendalikan alternatif kejadian dimasa
yang akan datang
Tidak didasarkan pada data
Penggunaan /
aplikasi penulisan skenario adalah pada:
Tahap desain jasa
Pelaksanaan QFD
Penulisan model kegagalan dan analisis akibat
Penulisan rencana pengendalian
7.
Analogi Historis
Teknik ini digunakan untuk menentukan bahwa halangan/hambatan
dimasa lalu dapat dikenali dan dihindari di masa yang akan datang.
Keunggulan teknik ini diantaranya:
Dapat digunakan untuk memproyeksi masa yang akan datnag sebagai
perluasan dari masa lalu
Memungkinkan pandangan reflektif terhadap konfliks
Kelemahan teknik
ini:
Risikonya cukup besar
Tidak memiliki prosedur pasti
Teknik ini
digunakan dalam:
Analisis control Charting
Pelaporan dan analisis biaya kualitas
Digunakan secara terbatas dalam desain jasa
8.
Curah Pendapat (Brainstorming)
Teknik ini merangsang keluarnya ide dalam suatu tim, terutama pemecahan
masalah. Beberapa gagasan untuk meningkatkan hasil teknik ini:
a)
Masalah harus spesifik, masalahnya diperkecil.
b)
Peserta curah pendapat harus diseleksi dengan hati-hati.
c)
Jumlah peserta yang tepat untuk curah pendapat adalah 8-20 orang.
Sebelum sesi pertama,
peserta harus diberi briefing mengenai masalah yang akan di brainstormingkan. Sesi yang sesungguhnya
harus dilakukan dengan minimal 4 aturan dasar brainstorming/ Aturan dasar tersebut:
1)
Tidak ada kritik atau ancaman
2)
Mendorong pemikiran yang tak terbatas
3)
Cari sebanyak mungkin gagasan dari banyak orang
4)
Gabungkan gagasan yang ditawarkan oleh orang yang berbeda-beda.
Keunggulan Teknik
Curah pendapat
Menciptakan kesempatan seluas-luasnya bagi ide-ide kreatif
Memfasilitasi lingkungan dimana para individu tidak merasa
terancam
Dapat membuka jalan baru untuk memecahkan masalah-masalah lama
Kelemahan teknik
ini adalah:
Ada kemingkinan sulit untuk menunjukan masalah
Kecaman selama sesi berlangsung
Penghindaran masalah memerlukan judgment nilai
Kesulitan dalam memilih maam masalah
9.
Sesi Buzz (Buzz Session)
Teknik ini digunakan dalam penemuan atau konferensi dengan
membagi anggotanya dalam sub kelompok untuk mendiskusikan suatu topik dan
membagi reaksi mereka dengan seluruh anggota kelompok. Tujuan mendasar teknik
ini adalah mendorong partisipasi yang demokratis dalam pertemuan atau
konferensi dan membatasi pengaruh kelompok kecil.
Keunggulan Teknik ini:
Mendorong partisipasi individu dalam proses kelompok
Mencegah kelompok minoritas vokal untuk mengendalikan pertemuan
Memungkinkan perwakilah yang luas dari pandangan masyarakat
10. Fishbowl
Teknik ini bermanfaat iuntuk mengumpulkan ide dari kelompok
tertentu atau untuk mempresentasikan gagasan suatu komite.
Kunggulan teknik ini meliputi :
Ø Merangsang
interaksi dalam suatu kelompok ahli
Ø Memungkinkan
nonpartisipan mengamati peranan individu
Ø Mengajukan
topik dan diskusinya dahulu sebelum tim
Beberapa penggunaan
teknik inidalam bidang kualitas:
Ø Model
kegagalan dan analisis akibat
Ø Quality function deployment
Ø Efek
dari proses yang diringkas
Ø Efek
interaksi berbagai variabel dalam suatu proses
11.
Analisis Force Field
Prosedur ini menganalisis masalah dengan mempertimbangkan tujuan
dan mendaftar faktor yang menunjang maupun menghambat pencapaian tujuan tsb.
Teknik ini membantu untuk mengidentifikasi strategi yang akan membantu
pencapaian tujuan.
Keunggulan analisis ini:
Mendorong dibukanya masalah
Menyadari lingkungan yang tidak dapat diubah
Merupakan alat untuk menganalisiscara untuk menghilangkan hal
yang dapat menghambat pencapaian masalah
Kelemahan-kelemahan
Bersifat subjektif
Kemungkinan tidak menentukan semua aspek suatu masalah
Kemungkinan terlalu menganggap mudah hubungan yang ada dalam
masalah
Penggunaan teknik
ini dalam bidang kualitas:
Model kegagalan dan analisis akibat
Quality
function deployment
Identifikasi karakteristik kunci
Selain alat-alat
diatas, pakar kualitas W.Edwards Deming mengajukan cara Pemecahan masalah
melalui Statistical Prosess Control (SPC) yang dilandasi 7 alat statistik utama
yaitu:
1.
Diagram sebab dan akibat
Diagram sering disebut dengan diagram tulang ikan (fishbone diagram). Alat ini
dikembangkan pertama kali pada tahun 1950 oleh seorang pakar kualitas jepang,
yaitu Kaoru Ishikawa. Manfaat diagram ini adalah kemampuannya memisahkan
penyebab dari gejala, memfokuskan perhatian pada hal-hal yang relevan,serta
dapat diterapkna pada setiap masalah.
2.
Check Sheet
Merupakan alat pengumpulan dan analisis data. Tujuan digunakannya
alat ini adalah untuk mempermudah proses pengumpulan data bagi tujuan-tujuan
tertentu dan menyajikannya dalam bentuk yang komunikatif.
3.
Diagram Pareto
Digunakan Untuk mengklasifikasikan masalah menurut sebab dan
gejalanya, prinsip yang mendasari
diagram ini adalah aturan ’80-20’ yang menyatakan bahwa ‘80% of the trouble comes from 20% of the
problems’.
4.
Run Chart dan Control Chart.
Digunakan untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) yang
terjadi dengan jalan menggambarkan atau memetakan data selama periodik waktu
tertentu
5.
Histogram
Merupakan suatu pelanggan yang dapat menggambarkan penyebaran
atau standar derivasi sebuah proses . Variasi ciri khas kualitas yang
dihasilkan disebut distribusi. Angka yang menggambarkan frekuensi dalam bentuk
batang disebut histograin
6.
Stratifikasi
Merupakan teknik pengelompokan data ke dalam kategori-kategori
tertentu,
Kategori yang dibentuk meliputi data relatif terhadap lingkungan,
sumber daya manusia yang terlibat, mesin yang digunakan dalam proses, bahan
baku,dll
7.
Scatter Diagram
Hubungan antar titik-titik
yang dipetakan menggambarkan hubungan antara kedua variabel tersebut.
Alat ini berguna dalam mempelajari dan mencari faktor-faktor yang berpengaruh.
Diluar 7 alat statistik utama tersebut, Lmai(1992) menambahkan 7 alat baru yang
dibutuhkan dalam bidang penyempurnaan kualitas produk, penekanan biaya,
Pengembangan produk baru dan penyebarluasan kebijakan. Ketujuh alat baru
tersebut adalah:
F Diagram
Hubungan (Relations Diagram)
Menereangkan hubungan (interrelasi) dalam situasi kompleks
F Diagram
Afinitas
Sebuah metode sumbang saran atau curah pendapat (brainstorming)
F Diagram
Pohon (Tree Diagram)
Digunakan untuk menunjukan interelasi antara sasaran dan ukuran
F Diagram
Matriks
Digunakan untuk menjelaskan hubungan / relasi antara 2 faktor
yang berbeda
F Diagram
Matriks Analisis Data
Digunakan bila bagan matriks tidak memberikan informasi
terperinci yang memadai
F Process
Decision Program Chart (PDPC)
Merupakan implikasi dari operasi riset.Pengembangan PDPC bukan
saja ditunjukan untuk memperoleh kesimpulan optimal, teteapi juga untuk
mencegah kejutan
F Diagram
Panah (Arrow Diagram)
Alat ini
kerapkali digunakan dalam PERT (Program
Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method)
Adanya Perangkat lunak baru yang dikembangkan Perusahaan besar
seperti IBM, Macintosh, JUSE dan lain-lain menambah jumlah alat dan teknik yang
dapat digunakan (Moerdokusumo,1994). Beberapa diantaranya:
1.
Information Discovery
2.
Data Visualization
3.
Hipemedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar